01 April 2011
Kriminolog: Situasi Panik Memang Diinginkan Peneror Bom Buku

Jakarta - Maraknya aksi bom buku membuat masyarakat resah dan panik. Kepanikan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat memang sengaja diciptakan oleh sang pelaku.
"Masyarakat kan jadi parno dan memang itu yang diinginkan sang penebar teror. Kita harus jadikan kasus ini sebagai pemersatu kekuatan sosial masyarakat yang anti kekerasan," ujar Kriminolog Unpad Yesmil Anwar kepada detikcom, Minggu (20/3/2011).
Yesmil mengatakan, pola teror yang ada saat ini sedikit berubah. Dari tujuan membunuh secara massal menjadi target individu/perorangan.
"Pesannya sama menginginkan perasaan panik di masyarakat. Yang kayak gini kan jadi sangat laten," imbuh dosen FH Unpad ini.
Teror bom buku sangat berdampak pada sistem sosial yang ada di masyarakat. Teror menebarkan ketakutan dan merusak kenyamanan dan ketenangan.
"Apabila ini berlangsung lama, maka masyarakat akan semakin parno dan hidup dalam ketakutan," jelasnya.
Selasa (15/3/2011) tiga paket buku berisi bom disebar di Jakarta. Bom pertama ditujukan kepada aktivis JIL Ulil Abshar Abdalla. Bom ini sempat meledak di Utan Kayu dan melukai 5 orang. Bom kedua ditujukan kepada Kalakhar BNN Gories Mere, bom ini berhasil diamankan Tim Gegana. Sementara bom ketiga ditujukan kepada Japto S Soerjosoemarno, bom ini berhasil dijinakkan tim Gegana Mabes Polri.
Pada Kamis (17/3) juga ditemukan paket bom buku di rumah Ahmad Dhani. Belakangan Jumat (18/3/) kemarin bom meledak di dekat kluster Monaco, Kota Wisata, Cibubur, Bogor.Sumber : detiknews.com