• [Kamis 23/05/2012] Naruto 587
  • [Kamis 23/05/2012] One Piece 668
  • [Kamis 23/05/2012] Bleach 493
  • [Minggu 27/05/2012] Fairy Tail 284
  • 17 Mei 2011

    Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda,
    Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma, dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa
    kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan
    anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya
    Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh..,
    “Ooooo…Biasa…The Earth is Gonjang-ganjing…The Ski’es Kelap-kelop…Lintang Kemepyar Kepyar Lir kadya tangis mawurahan…Ooooo…” “Atas izin tuan hajat (Facebookers …kecuali Gayus..) aku akan mrupus tentang Gatutkaca…oooo… drogdog..dog..dog.. Biasa…The Earth is Gonjang- ganjing…The Ski’es Kelap-kelop…."
    ***
    Tahukah anda siapa Gatutkaca…? Iyaaa…bener banget dia putra Werkudara alias Bimasena dengan Sang Dewi Penguasa Hutan dan Puteri dari
    kerajaan Negara Raksasa Pringgandani iaitu Dewi
    Adhimbi(Jawa : Arimbi) adik dari Dewi Adhimba (Jawa :
    Arimba)…weeehhh…facebooker pinter-pinter sekarang saya fikir taune mung Justin Beiber tok… Nama Gatutkaca pun tak muncul mak pecungul dengan
    sendirinya?setiap nama itu do’a bagi pemiliknya dan ada artinya, Secara harafiah Gatutkaca artinya
    “Anduwe Endass Lir Koyo Kendi/Memiliki kepala seperti kendi”, kalo dipetil-petil Nama Gatutkaca terdiri dari dua kata Gat yang artinya “Bulet-bulet”, dan Utkaca yang artinya Kepala.
    Nama Gatutkaca diberikan konon karena saat baru
    mbrojol Si Jabang Tetuka (Nama bayi Gatutkaca)
    Endasee…Plek perciiisss…banget kayak kendi tanah liat yang dipake untuk minum.
    ***
    Hemmm…”bukan salah bunda mengandung”, juga bukan salah karena waktu itu di Negeri Pringgadani
    belum ada Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak modern,
    dasar nasib sudah setahun tapi tali pusar Si Jabang
    Tetuka tak kunjung bisa dipotong.
    Raden Arjuna, yang notabene uncle/paman merasa turut
    prihatin melihat nasib keponakan kesayanganya, akhirnya memutuskan untuk pergi bersemedi, supaya
    mendapat petunjuk Sang Dewata, pada saat bersamaan
    Karna juga sedang Tadabur Alam mencari senjata pusaka
    sakti.
    Kota Malang tidak di Jawa Barat, Mas Untung Tidak di
    Jawa Timur ehh…sori…sori…maksudnya “Malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih…” karena wajah Arjuna dan Karna mirip Batara Narada kecele … Panah Kontawijaya yang seharusnya dikasih ke Arjuna dikasih
    ke Adipati Karna.
    Batara Narada baru nyadar dia salah ngasih…pas Arjuna palsu cekakakan…”kakakak…jiancukk…dasar wong tuo…Kata Bapak karna kalau sudah dapat kontawijaya lariiiiiiiiiii……” ketiwasan kata Narada, sepengetahuannya, Arjuna adalah salah satu kesatria
    yang sopan dalam bertutur Kromo Inggil, jangankan
    ngomong Jiancuuukk, bersin saja imuuuuttt….bangettt… Petruk kala itu tergopoh-gopoh…memberitahu Ndoronya Cuma bisa bilang “Anu…anu… anu..ndoro…?” sambil terengah-engah..”Anune sampean diambil Adipati Karna…” ,terang petruk. “Hussss…ngawur koe truk…”Si Sulung Gareng membantah ucapan Petruk yang sudah Ngawur, Batara
    Narada itu sipit matanya Karna dikira sampeyan … Kuntawijaya dikasih ke Karna bukan
    kesampean.”papar Gareng” Setelah antem-anteman dan Ganyang-ganyangan,
    Kuntawijaya akhirnya berhasil dibawa Karna kabur, dan
    Arjuna cuma berhasil merebut Sarung/warangkah-nya
    tok.
    Atas nasihat Kresna Sarung Kuntawijaya yang terbuat
    dari Kayu Mastaba, pun bisa memotong tali pusar Gatotkaca, namun Sarung Kuntawijaya pun ikut hilang
    masuk kedalam perut Gatotkaca, dan itulah yang
    menjadikan kaca semakin kuat, nasihat Kresna.
    ***
    Kenapa Gatotkaca disayangi Para Dewa?
    Begini kisahnya, Kocap kacarita Si Jabang Putut Tetuka dipinjam Narada, untuk menghadapi Patih Sekipu dari
    Kerajaan Trabelasuket yang kala itu sedang mengobrak-
    abrik kayangan, karena Niatnya untuk melamar Bidadari
    Dewi Supraba ditolak oleh Hyang Pramesti Batara Guru,
    atas perintah rajanya Prabu kalapracona.
    Setelah habis rasa malu Sekipu, karena tak mampu membinasakan Orok Hidimbyatmaja (nama lain
    Gatutkaca), akhirnya Gatotkaca versi bayi dijeburkan/
    Digodog ke kawah Candradimuka di Gunung
    Jamurdwipa, Para Dewa menaburi Jabang Tetuka dengan
    berbagai senjata pusaka, tidak malah mati Jabang Tetuka
    malah berhasil keluar dari kawah dan menyerap semua senjata pusaka dari Dewa-dewa kedalam tubuhnya, lalu
    menjadi laki-laki dewasa.
    Lalu, dengan sekali gigit Patih Sekipu tewas.
    Mohon Maaf, dengan alasan pengin ngopi dan nglepus
    sebatang rokok, cerita kelanjutanya saya titipkan pada
    Ratu Welgeduwelbleh dari Kerajaan Lojitengara, “Kita sambut dengan lemparan kacang…” Mas Bambang Pecruk Panyukilan alias Fatruk (Meninggalkan) …atau Lurah Petruk…”silahkan Pak waktu dan tempat sudah saya bookingkan …” “Halah…Pak dalang Ki Kenthir Siswoyo bisaaaaaaaaaa … ajaaa..” Langsung saja sedulur…setelah Para Dewa saling prangas-pringis melihat Kresna dan Para Pandawa yang
    lagi Cutting taringnya Gatutkaca, lalu mewejangnya
    supaya menghilangkan perangai Giant-nya
    (Raksasanya) “Cukup Gayus HP Tambunan saja yang kaya gitu Nggeerrr… menggigit leher rakyat dan memperkosa ibu pertiwi..koe ojo melu-melu…Ngger cah baguuss…” Wejang Sri Kresna
    Betara Guru menghadiahkan Pusaka Caping Basunanda,
    Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma,
    dengan Caping Basunda itu cikal bakal payung masa
    kini, karena dengan topi itu Ndoro Gatot anti panas dan
    anti hujan, dan dengan Kotang Antrakusumanya
    Gatutkaca bisa terbang secepat kilat wuuuussshh.., “Penghayatan sih boleh truk…tapi jangan pake kuah dooonngg….plus satu lagi maaf-maaf kate kayanya kamu ketularan Pak Beye truk, Pidato dengan
    mencampur-campurkan bahasa tapi ga karuan…” cletuk gareng sambil terkekeh-kekeh.
    “Sorry reng…terlalu semangat menyambut Ndoro baru..” Lanjut ya sedulur…kecepatanya melewati kecepatan pesawat SUKOI made in Ru Sia, Serta
    Terompah Padakacarma membuatnya tidak akan
    kesambet, atau takut kepanjingan Kuntilanak kalo-kalo
    calon Ndoro saya nanti lewat tempat wingit/angker.
    “Halah…halah Pak Dalang lama banget tow…aku wis ra kuat pengin setor iki…Dasarrr dalang kenthir…dalang kenthirr..?“


    Artikel Terkait:

    0 Komentar:

     
    Follow This Site Manga Reader Features | Tampilan Full Screen [F11] | Zoom [Arahkan cursor pada gambar] | SlideShow [Klik gambar]